Sabtu, 26 Maret 2016

Catatan Sipilku: perhitungan produksi power shovel

Catatan Sipilku: perhitungan produksi power shovel: perhitungan produksi power shovel Perhitungan Produksi PS Satu cycle time terdiri dari : 1.    Waktu untuk menggali /mengisi bucket ...

Catatan Sipilku: Makalah Infiltrasi

Catatan Sipilku: Makalah Infiltrasi: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Infiltrasi dimaksudkan sebagai proses masuknya air kepermukaan tanah. Proses ini merupa...

Makalah Infiltrasi



BAB I
PENDAHULUAN
  • Latar Belakang Masalah
Infiltrasi dimaksudkan sebagai proses masuknya air kepermukaan tanah. Proses ini merupakan bagian yang sangat penting dalam daur hidrologi maupun dalam proses pengalihragaman hujan menjadi aliran disungai. Pengertian infiltrasi (infiltration) sering dicampur-adukkan untuk kepentingan praktis dengan pengertian perkolasi (percolation) yaitu gerakan air kebawah dari zona tidak jenuh, yang terletak diantara permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah (zona jenuh). Dalam kaitan ini terdapat dua pengertian tentang kuantitas infiltrasi, yaitu kapasitas infiltrasi (infiltration Capaciti) dan laju infiltrasi (Infiltration rate). Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu, sedangkan laju infiltrasi adalah laju infiltrasi nyata suatu jenis tanah tertentu.
  • Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah pokok yang disampaikan pada makalah ini antara lain adalah :
  1. Apakah yang dimaksud dengan Infiltrasi ?
  2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Infiltrasi ?
  3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi laju Infiltrasi ?
  4. Bagaimana proses terjadinya Infiltrasi ?
  5. Apa arti penting Infiltrasi ?
  6. Bagaimana cara mengukurnya ?
  • Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
  1. Si Pembaca bisa mengetahui apa itu Infiltrasi
  2. Si Pembaca bisa tau cara mengukurnya
     BAB II
KAJIAN TEORI
                      
Menurut ilmu hidrologi, infiltrasi merupakan aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Didalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang ditentukan oleh jenis tanah dimana terjadinya infiltrasi, sedangkan lajua infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang nilainya tergantung pada kondisi tanah dan kapasitas hujan. Suatu tanah dalam kondisi kering memiliki daya serap yang tinggi sehingga laju infiltrasi semakin besar, dan akan berkurang perlahan-lahan apabila tanah tersebut jenuh terhadap air. Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah, yang umumnya (tetapi tidak mesti) melaliu permukaan dan secara vertical (Arsyad, 2010). Jika cukup air, maka air infiltrasi akan bergerak terus kebawah yaitu kedalam profil tanah. Gerakan air kebawah di dalam profil tanah disebut perkolasi.
            Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.
Laju infiltrasi adalah banyaknya air persatuan waktu yang masuk melalui permukaan tanah dinyatakan dalam mm jam-1 atau cm jam-1. Pada saat tanah masih kering, laju infiltrasi cenderung tinggi.  Setelah tanah menjadi jenuh air, maka laju infiltrasi akan menurun dan menjadi konstan. Kondisi permukaan, seperti sifat pori dan kadar air tanah, sangat menentukan jumlah air hujan yang diinfiltrasikan dan jumlah runoff (Hakim, et al,1986).
BAB III
PEMBAHASAN

  • Pengertian infiltrasI
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di dalam tanah air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara (interflow) menuju mata air, danau, dan sungai; atau secara vertikal, yang dikenal dengan perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler. Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju ke tempat yang lebih rendah, sementara gaya kapiler menyebabkan air bergerak ke segala arah. Air kapiler selalu bergerak dari daerah basah menuju ke daerah yang lebih kering.
Tanah kering mempunyai gaya kapiler lebih besar daripada tanah basah. Gaya tersebut berkurang dengan bertambahnya kelembaban tanah. Selain itu, gaya kapiler bekerja lebih kuat pada tanah dengan butiran halus seperti lempung daripada tanah berbutir kasar pasir. Apabila tanah kering, air terinfiltrasi melalui permukaan tanah karena pengaruh gaya gravitasi dan gaya kapiler pada seluruh permukaan. Setelah tanah menjadi basah, gerak kapiler berkurang karena berkurangnya gaya kapiler. Hal ini menyebabkan penurunan laju infiltrasi. Sementara aliran kapiler pada lapis permukaan berkurang, aliran karena pengaruh gravitasi berlanjut mengisi pori-pori tanah. Dengan terisinya pori-pori tanah, laju infiltrasi berkurang secara berangsung-angsur sampai dicapai kondisi konstan; di mana laju infiltrasi sama dengan laju perkolasi melalui tanah.
Dalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu; sedang laju infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang nilainya tergantung pada kondisi tanah dan intensitas hujan. Pada grafik dibawah ini menunjukkan kurva kapasitasin filtrasi (fp), yang merupakan fungsi waktu. Apabila tanah dalam kondisi kering ketika infiltrasi terjadi, kapasitas infiltrasi tinggi karena kedua gaya kapiler dan gravitasi bekerja bersama-sama menarik air ke dalam tanah. Ketika tanah menjadi basah, gaya kapiler berkurang yang menyebabkan laju infiltrasi menurun. Akhirnya kapasitas infiltrasi mencapai suatu nilai konstan, yang dipengaruhi terutama oleh gravitasi dan laju perkolasi.
3.1 Pengaruh Penting Infiltrasi
  1. Proses Limpasan
Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia dapat diuapkan kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat . Makin besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil.
  1. Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah
Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian. Akar tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang diperlukan untuk evapotranspirasi dari daerahtidak jenuh tadi. Pengukuran lengas tanah menggunakan alat ukur. Pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih antara infiltrasi dan perkolasi (jika ada). Pada permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula diperoleh dari kenaikan kapiler air tanah.
3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Infiltrasi
Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan air. Selama intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sma dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan melampaui kapasitas infiltrasi, maka terjadilah genangan air dipermukaan tanah atau aliran permukaan (Arsyad, 2010).
Lebih lanjut Hakim, et al (1986), menyatakan bahwa pergerakan air kebawah sangat ditentukan oleh sifat pori, atabilitas agregat, terkstur, kedalaman lapisan impermesbel, serta ada tidaknya liat yang mengembang. Oleh karena itu, pada masing-masing jenis tanah laju infiltrasinya akan berbeda-beda. Misalnya saja tanah berpasir yang dalam umumnya menahan sedikit air dan sebaliknya memungkinkan banyak hilang melalui perkolasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi  infiltrasi adalah:
  1. Karakteristik –karakteristik hujan
  2. Kondisi-kondisi permukaan tanah
-Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan tanah dan mengurangi infiltrasi.
– Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi.
– Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk detensi permukaan.
– Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari.
– Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju infiltrasi selama tahapan awal hujan berikutnya.
– Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan kontur dan lain-lain) dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau penurunan cadangan permukaan.
  1. Kondisi-kondisi penutup permukaan
– Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi
– Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan seresah.
– Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan) mengurangi infiltrasi.
  1. Transmibilitas tanah
– Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari setruktur tanah, merupakan salah satu
– Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah.
– Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi
– Suhu  air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya belum pasti.
– Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi.
  1. Kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh
Dapat dipahami pada saat awal turunnya hujan, penyerapan air oleh tanah (laju infiltrasi) terjadi dengan cepat. Sehingga semakin dalam genangan dan tebal lapisan jenuh maka laju infiltrasi semakin berkurang.
Dalam gambar di atas, air yang tergenang di atas permukaan tanah terinfiltrasi ke dalam tanah, yang menyebabkan suatu lapisan di bawah permukaan tanah menjadi jenuh air. Apabila tebal dari lapisan jenuh air adalah L, dapat dianggap bahwa air mengalir ke bawah melalui sejumlah tabung kecil. ALiran melalui lapisan tersebut serupa dengan aliran melalui pipa. Kedalaman genangan di atas permukaan tanah (D) memberikan tinggi tekanan pada ujung atas tabung, sehingga tinggi tekanan total yang menyebabkan aliran adalah D+L.
Tahanan terhadap aliran yang diberikan oleh tanah adalah sebanding dengan tebal lapis jenuh airL. Pada awal hujan, dimana L adalah kecil dibanding D, tinggi tekanan adalah besar dibanding tahanan terhadap aliran, sehingga air masuk ke dalam tanah dengan cepat. Sejalan dengan waktu, L bertambah panjang sampai melebihi D, sehingga tahanan terhadap aliran semakin besar. Pada kondisi tersebut kecepatan infiltrasi berkurang. Apabila  L sangat lebih besar daripada D, perubahan L mempunyai pengaruh yang hampir sama dengan gaya tekanan dan hambatan, sehingga laju infiltrasi hampir konstan.
  1. Kelembaban tanah
Semakin lembab kondisi suatu tanah, maka laju infiltrasi akan semakin berkurang karena tanah tersebut semakin dekat dengan keadaan jenuh.Jumlah air tanah mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Ketika air jatuh pada tanah kering, permukaan atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang bagian bawahnya relatif masih kering. Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya kapiler antara permukaan atas tanah dan yang ada di bawahnya. Karena adanya perbedaan tersebut, maka terjadi gaya kapiler yang bekerja sama dengan gaya berat, sehingga air bergerak ke bawah (infiltrasi) dengan cepat.
Dengan bertambahnya waktu, permukaan bawah tanah menjadi basah, sehingga perbedaan daya kapiler berkurang, sehingga infiltrasi berkurang. Selain itu, ketika tanah menjadi basah koloid yang terdapat dalam tanah akan mengembang dan menutupi pori-pori tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi pada periode awal hujan.
  1. Pemampatan oleh hujan dan penyumbatan oleh butir halus
Pemampatan tanah oleh hujan adalah keadaan turunnya hujan membuat tanah semakin padat. Sehingga pori-pori tanah mengecil, dan menghambat laju infiltrasi. Butiran halus yang terbentuk pada saat tanah kering juga menghambat laju infiltrasi karena pada saat terjadinya hujan, butiran tersebut masuk kedalam tanah dan memperkecil pori-pori tanah.
  1. Tanaman penutup
Banyaknya tanaman  seperti rumput dan pohon-pohon besar yang terdapat pada daerah terjadinya hujan dapat memperbesar laju infiltrasi. Karena biasanya pada tanah seperti ini banyak terdapat tanah humus dan sarang serangga. Sehingga membantu masuknya air kedalam tanah.
  1. Topografi dan intensitas hujan
Topografi adalah keadaan pemukaan/ kontur tanah, dan intensitas hujan adalah besarnya hujan yang turun dalam satuan waktu. Apabila hujan yang turun besar dan topografi tanah terjal, maka laju infiltrasi kecil. Karena topografi yang terjal akan mengalirkan air dengan cepat sehingga waktu infiltrasi kurang. Begitu juga sebaliknya, topografi yang landai bahkan datar dapat menghasilkan infiltrasi lebih besar.
Kapasitas infiltrasi dapat diukur dengan menggunakan infiltrometer dan analisis hidrograf. Infiltrometer ini dibedakan menjadi dua macam yaitu infiltrometer genangan dan simulator hujan (rainfall simulators)

3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Infiltrasi
Dengan mengetahui data dapat digunakan untuk menduga kapan terjadi runoff akan terjadi bila suatu jenis tanah telah menerima sejumlah air tertentu baik melalui curah hujan  ataupun irigasi dari suatu tendon air di permukaan tanah (Siradz, et al, 2007). Selain itu dari hasil penelitian Siswanto dan Joleha (2001), disebutkan bahwasannya dengan mengetahui infiltrasi maka pada setiap rumah dengan sadar membuat sumur resapan. Seperti halnya daearah perkotaan yang sangat memerlukannya. Sehingga denganhal ini dapat dihindari air limpasan dan juga banjir.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi:        
Laju infiltrasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu jenis permukaan tanah, kadar air, tumbuh-tumbuhan, dan cara pengolahan tanah. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok (Musgrave dan Holtan, 1964 dalam Sri Harto, 1984), yaitu sifat-sifat permukaan tanah, kepadatan tanah, sifat dan jenis tanaman.
  1. Sifat-sifat permukaan tanah
Proses infiltrasi diawali dengan meresapnya air melalui permukaan tanah, maka sifat-sifat permukaan tanah memegang peranan penting bahkan untuk menentukan batas infiltrasi dengan tidak mengabaikan peranan dari lapisan tanah di  bawahnya. Diantara sifat-sifat yang penting adalah kepadatan tanah, sifat dan jenis tanaman, dan cara bercocok tanam.
  1. Kepadatan tanah
Makin meningkatnya kepadatan tanah maka infiltrasi makin kecil. Akibat adanya impak butir-butir air hujan pada waktu terjadi hujan maka kepadatan tanah akan bertambah.
  1. Sifat dan jenis tanaman
Dengan adanya tanaman akan memberikan keuntungan karena akan memperbesar infiltrasi. Hal ini disebabkan adanya:
  • Akar tanaman yang menyebabkan struktur tanah makin gembur yang berarti memperbesar permeabilitas tanah.
  • Tanaman di permukaan yang dapat mengurangi kecepatan “run-off” sehingga memperbesar waktu tinggal air di permukaan.
  • Pemadatan yang diakibatkan oleh impak butir-butir air hujan di permukaan sangat berkurang. Sebenarnya yang memberikan pengaruh lebih besar adalah kerapatan tanaman daripada jenis tanaman.
  1. cara pengerjaan tanah
Cara pengerjaan tanah dengan tersering yang benar akan memperbesar infiltrasi pula.
  1. Sifat transmisi lapisan tanah
Sifat perlapisan tanah juga akan sangat menentukan besarnya laju infiltrasi, misalnya formasi tanah dengan kapasitas perkolasi besar tetapi kapasitas infiltrasi kecil formasi tanah dengan kapasitas infiltrasi besar tetapi kapasitas perkolasi kecil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi antara lain :
a. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah (surface detention) dan tebal lapisan jenuh
b. Kadar air dalam tanah
c. Pemampatan oleh curah hujan
d. Tumbuh-tumbuhan
e. Karakteristik hujan
f . -kondisi permukaan tanah
                                              

3.4 Pengaruh Proses Penghujanan Terhadap Perubahan Parameter Sifat Fisik Tanah
  1. Perubahan Kadar Air Benda Uji Akibat Infiltrasi Air
Setelah mengalami proses penghujanan maka kadar air tanah mengalami perubahan dimana proses penghujanan benda uji mempunyai pola yang sama dengan pembasahan yaitu mengakibatkan kadar air tanah mengalami kenaikan.
Contohnya seperti pada perubahan kadar air benda uji setelah dihujani dari 0.5 jam sampai 2 jam pada masing-masing kedalaman. Setelah di basahi dari 0.5 jam sampai 2 jam, kadar air tanah dikedalaman 15 meter yang berupa tanah lempung yang lunak menpunyai kadar air tanah yang paling besar diantara tanah yang lainnya. Hal ini terkait dengan sifat lempung yang lebih mudah lagi mengikat air.
  1. Pengaruh Infiltrasi Air Terhadap Derajat Kejenuhan
Adanya infiltrasi air hujan pada tanah, mengakibatkan perubahan kadar air benda uji. Bila kadar air berubah maka pada umumnya derajat kejenuhan tanah juga mengalami perubahan. Suatu massa tanah terdiri dari butiran tanah dan ruang pori diantara butiran tanah. Dimana ruang pori ini dapat terisi oleh air atau udara atau gabungan antara keduanya. Bila seluruh ruang pori terisi oleh air maka massa tanah berada pada kondisi jenuh. Sedangkan bila sebagian ruang pori ditempati oleh air dan sisanya terisi udara maka tanah dalam kondisi tidak jenuh.
  1. Pengaruh Infiltrasi Air Terhadap Angka Pori
Apabila terjadi perubahan angka pori dengan bertambahnya kadar air akibat adanya infiltrasi air hujan. Ini menunjukkan bahwa, terjadi perubahan volume dimana tanah akan mengembang dengan bertambahnya kadar air, Perubahan angka pori yang terjadi pada tanah lempung yang banyak terdapat pada tanah dikedalaman 15 sampai 30 meter pada suatu lokasi menpunyai angka pori yang besar pada kondisi initialnya. Pada kondisi ini tanah sudah banyak mengandung air dalam pori-pori tanahnya, dimana dengan adanya air dalam pori tanah akan menyebabkan jarak antar butiran tanah akan menjadi lebih jauh, bidang geser antar partikel tanah lebih besar sehingga tanah akan mengembang. Sedangkan pada tanah pasir berlanau yang terdapat dalam tanah dikedalaman 5 meter dan 10 meter, kandungan air dalam tanah lebih kecil karena sifat pasir dan lanau yang kurang menyerapa air pada permukaan partikel tanahnya, sehingga angka pori juga kecil dan perubahan volume yang terjadi akibat adanya air tidak menyebabkan tanah mengembang.
  1. Pengaruh Infiltrasi Air Terhadap Tegangan Air Pori Negatif
Pada saat proses penghujanan dilakukan, tegangan air pori negatif tanah mengalami penurunan. Tegangan air pori negatif atau suction ini hanya ada pada tanah yang kohesif yaitu tanah yang mengandung lempung. Pada tanah di kedalaman 15 meter sampai 30 meter yang menpunyai kadar lempung lebih besar terjadi penurunan tegangan air pori negatifnya yang lebih besar dibandingkan pada tanah dikedalaman 5 dan 10 meter. Dengan adanya peningkatan kadar air pada tanah menyebabkan banyaknya air yang mengisi ruang pori, sedangkan volume pori tidak mengalami perubahan, sehingga tekanan air pada permukaan tanah akan berkurang.
  1. Pengaruh Infiltrasi Air Hujan Terhadap Kohesi
Pada awal penghujan dimana tanah masih dalam kondisi tidak jenuh, nilai kohesi masih cukup besar, walaupun proses penghujanan sudah mulai diberikan. Dalam hal ini, ikatan antar butiran tanah masih kuat, karena air yang diberikan dalam proses penghujanan belum sepenuhnya mengisi seluruh ruang pori antar butiran. Namun, bila proses penghujanan berlanjut, maka jarak antar butiran tanah akan semakin menjauh seiring dengan peningkatan jumlah air yang mengisi rongga pori tanah, sampai tanah berada dalam kondisi jenuh. Pada kondisi hampir jenuh ini, air dapat merusak struktur butiran tanah, dimana susunan partikel tanah yang awalnya lebih terkunci menjadi pecah, adanya air juga menyebabkan antar butir partikel tanah menjadi mudah tergelincir.
  1. Pengaruh Infiltrasi Air Terhadap Sudut Geser Dalam
Peningkatan kadar air yang mengisi ruang pori tanah yang mengakibatkan jarak antar butiran tanah semakin bertambah. Pada kedalaman 5 m, 10m, peningkatan kadar air akibat infiltrasi air hujan, belum sepenuhnya menghilangkan kekuatan gesernya karena derajat kejenuhannya belum sampai pada kondisi jenuh. Sebaliknya pada tanah kedalaman 15 m , 20 m, 25 dan 30 m, sudut geser dalamnya nol (F=0), namun kuat geser tanah dengan kandungan lempung yang besar dimana kekuatan geser (qu) sangat kecil. Karena ruang pori hampir seluruhnya terisi air sehingga jarak antar butiran menjadi jauh dan mudah lepas.
3.5 Teknik yang dapat diterapkan untuk mengetahui laju inlfitrasi
Salah satu cara untuk menanggulangi masalah bahan organik tanah adalah dengan sistem budidaya lorong (alley cropping). Sistem ini dapat mengelola bahan organik dengan masukan rendah maupun tinggi. Dengan demikian sistem ini diharapkan dapat memperbaiki sifat fisik tanah disamping sifat kimia dan biologi tanah, serta dapat berperan dalam menekan erosi.
Sistem budidaya lorong adalah salah satu alternatif yang dikembangkan dalam metode konservasi tanah, dimana sistem ini merupakan suatu cara meningkatkan produktivitas tanah dengan bahan hijauan yang diperoleh dari pemangkasan tanaman legum. Sistem ini dapat memberikan tambahan bahan organik kedalam tanah, disamping merupakan sumber nitrogen tanah, sumber kayu bakar bagi petani dan sumber makanan ternak. Berbagai tanaman dapat dipergunakan sebagai tanaman pagar pada sistem budidaya lorong, antara lain Flemingia congesta, Akar wangi (Vertivera zizainoides), dan Kaliandra (Calliandra callothyrsus).
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa sistem budidaya lorong meningkatkan laju infiltrasi. Karena sistem budidaya lorong akan memberikan hasil pangkasan yang berfungsi sebagai mulsa. Dengan adanya mulsa akan dapat menghambat aliran permukaan dan infiltrasi akan diperbesar. Lal and Green Land (1979) mengatakan bahwa kandungan lumpur dalam aliran air permukaan yang diberi mulsa menjadi lebih sedikit, adanya aktivitas akar tanaman pagar maupun tanaman pangan akan dapat menggemburkan tanah sehingga akan berpengaruh terhadap pori mikro dan makro tanah, pada akhirnya infiltrasi air kedalam tanah dapat ditingkatkan.
Pengaruh lain adanya vegetasi dalam hal ini tanaman alley akan dapat mematahkan kekuatan aliran permukaan, yaitu kecepatan aliran air mengalir akan tertahan oleh adanya vegetasi dan kesempat kesempatan terjadinya infiltrasi semakin diperbesar (Baver et.al., 1972). Disamping itu sistem budidaya lorong dapat mengurangi laju erosi karena barisan legum tersebut setelah tumbuh rapat mampu menahan sebagian tanah yang hanyut oleh air hujan sehingga memperkecil erosi. Flemingia dapat membentuk teras setelah satu tahun penanaman setinggi kurang lebih 25 cm sehingga Flemingia memberikan pengaruh yang terbaik dibanding dengan Akar wangi dan Kaliandra terhadap kandungan bahan organik, kadar air lapang, kadar air maksimum dan laju infiltrasi (Rachman et.al., 1990).
pengukuran infiltrasi
  1. infiltrometer genangan
  2. simulator hujan ( rainfall simulator)
kapasitas infiltrasi

ft = fc + (fo-fc) e^-kt

ft = kap infiltrasi saat ke t
fo = kap infiltrasi awal
fc = kap infiltrasi konstan, tergantung tipe tanah
k = konstanta yg menunjukkan laju pengurangn kap infiltrasi

index infiltrasi (teta tebalek)

laju infiltrasi rerata atau kapasitas infiltrasi yang diratakan pada seluruh periode hujan

index = F/ Tr = (P-Q)/ Tr

F = infiltrasi total
P = hujan total
Q = aliran permukaan total
Tr = waktu terjadi hujan
mbuhan tanaman.
Arti Penting Infiltrasi
Adapun infiltrasi mempunyai arti prnting terhadap:
1.Limpasan permukaan
Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan diuapkan kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat. Sehingga jika daya infiltrasi semakin besar maka perbedaan antara intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil(Anonime,2009).

2.Pengisian lengas tanah
Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian. Akar tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang diperlukan untuk evapotranspirasi dari daerah tak jenuh tadi. Sehingga pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih antar infiltrasi dan perkolasi (jika ada).
Pengukuran Infiltrasi

Menurut asdak (1995) dalam pengkuran infiltarasi dapat di lakukan dengan beberapa cara yaitu:
1.Menentukan beda volum hujan buatan dengan volume air larikan pada percobaan laboratorium mengunakan simulasi hujan buatan
2.Menggunkan alat infiltrometer
3.Teknik pemisahan hidrogaraf aliran dari data aliran hujan

Harto (1993), mengelompokan cara pengukuran laju infiltarasi tersebut dalam dua kelompok yaitu: dengan pengukuran dilapang dan analisis hidrograf. Adapun alat yang dapat digunakan untuk mengukur laju infiltrasi tersebut adalah
1.Singgle ring infiltrometer
2.Double ring infiltrometer
3.Rainfall simulator

Singgle ring infiltrometer merupakan silinder baja atau bahan lain yang memeliliki diameter 25-30 cm. tinggi alat kurang lebih 50cm. Double ring infiltrometer sama seperti singgle ring infiltrometer namun memiliki diameter yang lebih besar. Rain fall simulator pada dasarnya terdiri dari seperngkat alat pembuat hujan butan, yang terdiri dari pompa iar dan derertan pipa- pipa dengan nozzle yang dapat menyemprotkan air (Harto, 1993)

Infitrometer ganda adalah infiltometer yang di tempatkan pada silinder yang lebih besar diameternya. Pengukuran hanya dilakukan pada silinder yang lebih dalam (lebih kecil). Silinder yang lebih besar berfungsi sebagi penyangga yang dapat menurunkan efek batas yang timbul oleh adanya silinder (asdak, 1995)

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah :
            Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow.
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di dalam tanah air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara (interflow) menuju mata air, danau, dan sungai; atau secara vertikal, yang dikenal dengan perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Infiltrasi antara lain :
  1. Karakteristik –karakteristik hujan
  2. Kondisi-kondisi permukaan tanah
  3. Kondisi-kondisi penutup permukaan
  4. Transmibilitas tanah
  5. Kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh
  6. Kelembaban tanah
  7. Pemampatan oleh hujan dan penyumbatan oleh butir halus
  8. Tanaman penutup
  9. Topografi dan intensitas hujan
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain :
  1. Sifat-sifat permukaan tanah
  2. Kepdatan tanah
  3. Sifat dan jenis tanaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi antara lain :
  1. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah (surface detention) dan tebal lapisan jenuh
  2. Kadar air dalam tanah
  3. Pemampatan oleh curah hujan
  4. Tumbuh-tumbuhan
  5. Karakteristik hujan
  6. kondisi permukaan tanah
4.2 SARAN
            Pada pembahasan yang dijelaskan tentang Infiltrasi, maka kami menyarankan agar lebih mengetahui dan mengerti apa yang dimaksud dari Infiltrasi, proses dari infiltrasi, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Infiltrasi, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju infiltrasi dan cara pengukurannya. Infiltrasi akan erat sekali hubungannya dengan limpasan permukaan (run off) jika tidak diketahui secara jelas apa penyeab an pengaruhnya terhadap manusia maka akan berdampak negativ yaitu bisa menimbulkan Banjir.
DAFTAR ACUAN
Sumber : Hidrologi Terapan – Bambang Triatmodjo
http://fitrymailow.blogspot.co.id/2014/06/tugas-hidrologi-geografi-unm-infiltrasi.html